Ternyata Puasa Terapi Kesehatan Tubuh dan Jiwa
Ternyata Puasa Terapi Kesehatan Tubuh dan Jiwa - Puasa secara bahasa berasal dari bahasa arab, saum, syiam, shaim, shaimun, yang artinya menahan. Menahan di sini artinya menahan diri dari berkata-kata yang sia-sia, menahan dari lapar dan dahaga, serta menahan diri dari hawa nafsu. Puasa secara istilah adalah menahan diri dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Maksudnya menahan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenam matahari.
Puasa memiliki manfaat yang amat besar bagi manusia. Para pakar kesehatan barat kini sudah beralih pada teori puasa untuk dapat meraih kesehatan. Bahkan dengan puasa seseorang dapat meraih kesehatan tubuh dan jiwa. Kesehatan tubuh yang didapatkan ketika kita berpuasa adalah dapat terhindar dari segala bentuk penyakit tubuh yang berbahaya seperti sakit jantung, diabetes, stroke, darah tinggi, liver, lambung, dan sebagainya. Sedangkan kesehatan jiwa yang didapatkan adalah terbebasnya dari stres, depresi, dan kegelisahan.
Puasa Terapi Kesehatan Jiwa
Puasa merupakan ritual ibadah yang berhenti dari aktivitas makan dan minum. Bukan hanya berhenti dari aktivitas makan dan minum melainkan menahan diri dari segala bentuk perbuatan yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum, dan perbuatan yang sia-sia. Puasa jika dilakukan dengan baik dan benar mampu meningkatkan ketenangan dalam diri sehingga terhindar dari berbagai penyakit jiwa, seperti gangguan jiwa, stres, depresi, dan gangguan jiwa lainnya.
Puasa Terapi Penyakit Diabetes
Dengan berpuasa kita mampu menahan diri dari aktivitas makan yang berlebihan. Penyakit pada mulanya muncul dari makanan yang tidak sehat dan berlebihan. Dan penyakit juga muncul akibat tidak adanya kontrol terhadap setiap makanan yang kita konsumsi. Salah satu penyakit yang sering kali muncul akibat kelebihan kadar makanan adalah diabetes. Diabetes merupakan jenis penyakit yang kelebihan kadar gula. Mayorita masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi yang mengandung kadar glukosa tinggi. Maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir 70% orang Indonesia terkena diabetes. Maka, melalui puasa setidaknya dapat mengurangi kita dalam mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung glukosa atau gula sehingga terhindar dari penyakit diabetes.
Puasa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Puasa juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun. Ketika kita berpuasa hormon insulin menjadi sensitif terhadap kadar gula dalam tubuh. Sensitivitas hormon insulin dapat menormalkan kadar gula darah. Sehingga dengan normalnya kadar gula dalah dalam tubuh maka resiko terkena diabetes dan penyakit berbahaya lainnya seperti jantung, gagal ginjal, tekanan darah tinggi, dan lainnya dapat kita hindari.
Puasa Terapi Penyakit Lambung
Apakah benar puasa mampu menyembuhkan penyakit lambung? Penyakit lambug terjadi karena akibat keterlambatan makan. Nah, bagaimana dengan puasa yang tidak mengkonsumsi makanan dalam sehari. Bisakah lambung tidak terasa sakit? Puasa merupakan ritual yang dilakukan untuk dapat menahan diri dari yang membatalkan dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Maksudnya menahan diri dari makan dan minum dan menahan diri dari hawa nafsu. Padahal, jika kita telisik lebih jauh, ternyata dengan puasa lambung kita akan mengalami istirahat yang cukup. Adanya penyakit lambung bukan hanya keterlambatan makan, melainkan adanya kelebihan makanan yang kita konsumsi, sehingga lambung tidak mampu untuk menopang semua makanan yang masuk ke dalam perut.
Pernyataan Para Pakar Kesehatan Tentang Keajaiban Puasa
1. Allan Cott, M.D., seorang ahli dari Amerika,
telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai
negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku Why Fast membeberkan
berbagai hikmah puasa, antara lain: a. To feel better physically and
mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental). b. To look and
feel younger (melihat dan merasa lebih muda). c. To clean out the body
(membersihkan badan) d. To lower blood pressure and cholesterol levels
(menurunkan tekanan darah dan kadar lemak. e. To get more out of s3x
(lebih mampu mengendalikan s3ks). f. To let the body health itself
(membuat badan sehat dengan sendirinya). g. To relieve tension
(mengendorkan ketegangan jiwa). h. To sharp the senses (menajamkan
fungsi indrawi). i. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan
mengendalikan diri sendiri). j. To slow the aging process (memperlambat
proses penuaan).
2. Dr. Yuri Nikolayev Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow
menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang yang
bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar
abad ini. Beliau mengatakan: what do you think is the most important
discovery in our time? The radioactive watches? Exocet b0mbs? In my
opinion the bigest discovery of our time is the ability to make onself
younger phisically, mentally and spiritually through rational fasting.
(Menurut pendapat Anda, apakah penemuan terpenting pada abad ini? Jam
radioaktif? B0m exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam
abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda
secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang rasional).
3. Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di
Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk
memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan
kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi
kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh (fasting is the ladies
best beautifier, it brings grace charm and poice, it normalizes female
functions and reshapes the body contour).
4. Riyad Albiby and Ahmed Elkadi mengatakan Puasa dapat meningkatkan
kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit. Ditunjukkan
dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T
yang secara significan bertambah, setelah puasa.
5. Sulimami mengatakan bahwa untuk penyakit seperti diabetes sekalipun
puasa ramadhan tidak akan berbahaya, malah memberikan banyak manfaat
(Sulimami, dll, 1988: 549-552)
6. Jalal Saour berpendapat bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan
menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap
penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit
jantung.(Jalal, Riyad,1990)
7. Muzam MG, Ali M.N dan Husain berpendapat bahwa puasa juga aman untuk
pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan
oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa
ramadhan terhadap asam lambung.
8. Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984)
mengatakan dalam puasa (cleansing dan detoksifikasi) merupakan bagian
dari trilogy nutrisi, balancing, building( toning). Elson percaya bahwa
puasa adalah bagian yang hilang “missing link” dalam diet di dunia
barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak makan,
makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula.
Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar
lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai:
purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging,
mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental
dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi
lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan
lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati
penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan,
astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes,
obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina
pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.
9. Dr Sabah al-Baqir dan kawan-kawan mengatakan bahwa Puasa dapat
mengurangi jumlah hormon pemicu stress. Dia bersama tim dari Falkutas
kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan studi terhadap hormon
prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang
berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan
pada level kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa
bulan ramadhan bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak
mengakibatkan tekanan mental maupun saraf. Percobaan ini menunjukan
peningkatannya terjadi pada perbedaan waktu saja, bila pada hari tidak
puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi pada jam 16.00. sementara
pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul 21.00 dan menurun
lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin meningkat
pada pukul 16.00, sedang pada bulan ramadhan pukul 21.00, menurun sampai
batas terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai
puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan
Ramadhan tidak ada perubahan berarti.
10. Dr Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi, bersama rekannya di Amerika
melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa
selama bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif
puasa yang cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator
fungsional sel-sel getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat,
walaupun jumlah keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun
prosentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh
dan melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.
11. Dr Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan tahun 1990 dari RS Universitas
King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh puasa
Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak
tergantung insulin). Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat
badan yang signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada
kontrol penyakit diabetes diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini
puasa Ramadhan aman saja bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan
kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.
12. Dr. Muhammad Munib dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan sebuah
penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel darah mereka
diambil sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan
pengukuran terhadap kandungan protein, total lemak (total lipid), lemak
fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah,
tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat,
antara lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan
tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan
ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam urin, baik
dalam awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan, kenyataan
ini menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang berbahaya
bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan keutamaan puasa, glikogen
dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang tersimpan,
sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat.
Itulah fakta tentang puasa yang ternyata sebagai terapi yang menunjang kesehatan tubuh dan jiwa, Semoga dengan ini semakin ikhlas dan semangat dalam berpuasa karena tidak hanya sebagai rutinitas ibadah kepada Allah namun juga punya manfaat dalam bidang kesehatan.